Ketika engkau bertanya..
Tentang sebuah cinta…
Adakah keabadian yang memang abadi,
Dan adakah waktu yang terukur untuk berhenti mencintai…
jika engkau bertanya tentang sebuah cinta,
Bagaimanakah engkau akan tahu tentang kesetiaan…
Jika rentang waktu telah membelengguku untuk memperjuangkan cinta?….
Adakah engkau akan tahu,
Jika cinta itu adalah sebuah nestapa berbalut bahagia
Adakah ukuran cinta yang memang tak terukur.
Tentang sebuah cinta…
Keabadian yang ada di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Untuk mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan
Sedangkan hari ini dan esok hari adalah harapan.
Dan aku yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa,
Senantiasa menghuni relung jiwa
Yang menaburkan bintang di seluruh raga.
Dan bukan cinta..
Ketika sang waktu menjadi penghalang
Sebagaimana cinta,
Yang tiada pernah terbagi dan tiada pernah mengenal ruang?
Tapi jika di dalam musim terbatas oleh dimensi waktu,
Biarkanlah tiap musim merangkum semua gejolak cintaku,
Dan biarkanlah hari ini senantiasa memeluk masa silam
Bersama sebuah kenangan
Sedang masa depan dengan sebuah kerinduan.
Itulah cintaku padamu…
Pantai popoh, Tulungagung
Selasa, 21 Juli 2009
Senin, 20 Juli 2009
TUHAN DENGARLAH HAMBAMU
Ketika pagi datang menjemputku
Ku tatap mega di ujung Nusantara,
Istemewa bak nirmala di atas khatulistiwa
Tak lupa ku panjatkan Do'a
Tuk mengiringi setiap jejak yang ku pijak
Dan ketika sang surya benar-benar telah menyentuh wajahku,
Ku tatap binar wajah cantiknya
Meski hanya tinggal kenangan indah terbingkai dalam cetakan istemewa
Entah mengapa.....
Tiba-tiba detak jantungku berdebar-debar
Ku rasa dirinya telah hadir di penghujung malam tadi
Dan aku merasa ada sesuatu yang beda darinya
Dia kini kembali hadir
Tapi meskipun begitu seakan-akan ia telah temani diriku di malam-malam panjangku
Ingin rasanya aku mampu mengulang semua itu
Ku habiskan waktu malam
Hanya untuk bersamanya
Dulu hari-hariku begitu cepat berlalu
Tak ingin rasanya aku hadir di waktu sekarang
Tapi inilah kenyataan
Di mana aku tak mampu membalikkan sang waktu
Aku hanya bisa diam dan terpaku
Mengikuti arus perjalanan waktu yang senantiasa berlalu
Hingga kini ternyata aku tak mampu berpaling darinya
Aku begitu sangat mencintainya semenjak dulu
Tapi mengapa rasa cintaku padamu justru menjadikan belenggu untukmu
Padahal aku tak pernah menginginkan rasa itu
Ah........
Biarlah sang waktu yang kan menjawab
Karena aku tetap saja tak mampu melupakanmu.
Ya Tuhan…
Kenapa rasa cintaku ini telah menjeratku
Dan kenapa pula ia justru terjebak dalam putihnya cintaku
Ya Tuhan....
Kenapa engkau ciptakan hawa yang tidak mencintaiku
Padahal aku pasti akan mampu mencari selain dirinya.
Ia begitu ramah dan baik hatinya
Lembut ucapan dan perilakunya
Membuatku ingin memilikinya
Ya Tuhan dengarkanlah
Aku sangat mencintainya
Tapi kini aku tak berani mengatakan
Bahwa aku cinta padanya
Karena ia telah punya....
Ku tatap mega di ujung Nusantara,
Istemewa bak nirmala di atas khatulistiwa
Tak lupa ku panjatkan Do'a
Tuk mengiringi setiap jejak yang ku pijak
Dan ketika sang surya benar-benar telah menyentuh wajahku,
Ku tatap binar wajah cantiknya
Meski hanya tinggal kenangan indah terbingkai dalam cetakan istemewa
Entah mengapa.....
Tiba-tiba detak jantungku berdebar-debar
Ku rasa dirinya telah hadir di penghujung malam tadi
Dan aku merasa ada sesuatu yang beda darinya
Dia kini kembali hadir
Tapi meskipun begitu seakan-akan ia telah temani diriku di malam-malam panjangku
Ingin rasanya aku mampu mengulang semua itu
Ku habiskan waktu malam
Hanya untuk bersamanya
Dulu hari-hariku begitu cepat berlalu
Tak ingin rasanya aku hadir di waktu sekarang
Tapi inilah kenyataan
Di mana aku tak mampu membalikkan sang waktu
Aku hanya bisa diam dan terpaku
Mengikuti arus perjalanan waktu yang senantiasa berlalu
Hingga kini ternyata aku tak mampu berpaling darinya
Aku begitu sangat mencintainya semenjak dulu
Tapi mengapa rasa cintaku padamu justru menjadikan belenggu untukmu
Padahal aku tak pernah menginginkan rasa itu
Ah........
Biarlah sang waktu yang kan menjawab
Karena aku tetap saja tak mampu melupakanmu.
Ya Tuhan…
Kenapa rasa cintaku ini telah menjeratku
Dan kenapa pula ia justru terjebak dalam putihnya cintaku
Ya Tuhan....
Kenapa engkau ciptakan hawa yang tidak mencintaiku
Padahal aku pasti akan mampu mencari selain dirinya.
Ia begitu ramah dan baik hatinya
Lembut ucapan dan perilakunya
Membuatku ingin memilikinya
Ya Tuhan dengarkanlah
Aku sangat mencintainya
Tapi kini aku tak berani mengatakan
Bahwa aku cinta padanya
Karena ia telah punya....
C I N T A
Cintaku padamu itu seperti matahari
Yang akan selalu ada
Dan ia tak akan pernah lekang oleh waktu.
Karena cintaku itu...
Aku menajdi tak peduli..
Walaupun ribuan kali telah di padamkan
Rasa cintaku padamu
Laksana siang dan malam
Yang meskipun ia tak akan pernah bertemu
Tapi mampu menjadikan sebuah penghargaan dan bukan penghianatan.
Rasa CINTAku padamu,
Menjadi semakin indah karena penderitaanku.
Karena Cinta itu adalah perjuangan bagaimana rasa cintaku itu tak mampu melebihi dari cinta itu sendiri,
Cintaku padamu
yang meskipun di siram air mata dan berkawankan derita,
Aku tak pernah dendam padamu,
ITULAH WUJUD CINTAKU PADAMU
Rasa cintaku...
Meskipun harus berakhir
Aku pantang untuk mengutuk cinta
karena cinta itu,
Mampu menjadikan diriku ada
Dan bahkan....
Air mata yang pernah engkau tumpahkan di pangkuanku
Menjadi obat bagi lestarinya cintaku.
Meski akhirnya perpisahan sebagai Jawabannya
Tapi bagiku Keputusanmu bukan berarti matinya cintaku padamu
Atas nama cintaku padamu
Ku ungkapkan padamu jika masih ada jalan lain terbentang
jika kau mau membuka hatimu
Untuk merimaku menjadikan pendampingmu..
Aku tak akan pernah menyesali untuk menunggumu..
karena bagiku....
Seribu penyesalan dalam hati
Tak akan ada artinya
jika tak aku tak mengucapkan padamu
BAHWA AKU MASIH MEANCINTAIMU..........
Yang akan selalu ada
Dan ia tak akan pernah lekang oleh waktu.
Karena cintaku itu...
Aku menajdi tak peduli..
Walaupun ribuan kali telah di padamkan
Rasa cintaku padamu
Laksana siang dan malam
Yang meskipun ia tak akan pernah bertemu
Tapi mampu menjadikan sebuah penghargaan dan bukan penghianatan.
Rasa CINTAku padamu,
Menjadi semakin indah karena penderitaanku.
Karena Cinta itu adalah perjuangan bagaimana rasa cintaku itu tak mampu melebihi dari cinta itu sendiri,
Cintaku padamu
yang meskipun di siram air mata dan berkawankan derita,
Aku tak pernah dendam padamu,
ITULAH WUJUD CINTAKU PADAMU
Rasa cintaku...
Meskipun harus berakhir
Aku pantang untuk mengutuk cinta
karena cinta itu,
Mampu menjadikan diriku ada
Dan bahkan....
Air mata yang pernah engkau tumpahkan di pangkuanku
Menjadi obat bagi lestarinya cintaku.
Meski akhirnya perpisahan sebagai Jawabannya
Tapi bagiku Keputusanmu bukan berarti matinya cintaku padamu
Atas nama cintaku padamu
Ku ungkapkan padamu jika masih ada jalan lain terbentang
jika kau mau membuka hatimu
Untuk merimaku menjadikan pendampingmu..
Aku tak akan pernah menyesali untuk menunggumu..
karena bagiku....
Seribu penyesalan dalam hati
Tak akan ada artinya
jika tak aku tak mengucapkan padamu
BAHWA AKU MASIH MEANCINTAIMU..........
BISAKAH ENGKAU MENYADARI
Hati ini tak mampu berbohong,
Ingin hati bersamamu,
Hati ini terus bertahan,
Karena diriku mengharap semua belas kasih, hingga kau sadari.
Tak akan pernah menyerah,
Walau terus tersakiti.
Tak akan pernah berhenti,
Meski kau tak pahami.
Bisakah Kau Sadari ?
Semua rasa ini hanya untukmu.
Bisakah Kau Sadari ?
Kesetiaan yang akan kuberikan tulus untuk dirimu.
Kata-kata indah terrangkai,
Mengalir deras dalam benak,
Penuhi secarik kertas putih,
Hingga menjadi sebuah puisi, lantunan suara hati.
Walau Hanya Sebuah Puisi,
Berharap berharga bagi dirimu,
Walau Hanya Sebuah Puisi,
Ungkapan hati selalu menyayangi tulus bagi hidupmu.
Engkau hiasi benakku,
Dengan bayangan indah bersama dirimu.
Ingin hati bersamamu,
Hati ini terus bertahan,
Karena diriku mengharap semua belas kasih, hingga kau sadari.
Tak akan pernah menyerah,
Walau terus tersakiti.
Tak akan pernah berhenti,
Meski kau tak pahami.
Bisakah Kau Sadari ?
Semua rasa ini hanya untukmu.
Bisakah Kau Sadari ?
Kesetiaan yang akan kuberikan tulus untuk dirimu.
Kata-kata indah terrangkai,
Mengalir deras dalam benak,
Penuhi secarik kertas putih,
Hingga menjadi sebuah puisi, lantunan suara hati.
Walau Hanya Sebuah Puisi,
Berharap berharga bagi dirimu,
Walau Hanya Sebuah Puisi,
Ungkapan hati selalu menyayangi tulus bagi hidupmu.
Engkau hiasi benakku,
Dengan bayangan indah bersama dirimu.
BULAN
Bulanku…
Malam ini mengapa cahayamu tak dapat aku rasakan
Bulanku...
Mengapa keceriaamu kini tak lagi seperti dulu,
Bulanku....
Kenapa raut mukamu semakin redup
Mungkinkah karena aku...
yang tak pernah letih oleh perjuanganku
Bulanku...
Letihkah engkau dengan sikap kekanakanku..
Bulanku....
tak tahukah engkau....
jika aku berharap sepertimu...
Bulanku...
aku tak mau engkau letih karenaku...
tapi........
kenapa tuhan tidak adil padaku...
Bulanku...
pernahkah engkau mempertanyakan itu..
Bulanku...
Bila memang semangatmu kini tak lagi mengarapku..
Biarlah aku yang akan terbakar oleh matahari pagi
Karena ternyata sinar bulanpun tak mampu lagi memberiku kekuatan
Dan biarlah aku hitung sisa-sisa hidupku tanpa dirimu....
Bulanku..
Meskipun bgitu..
Akukan tetap duduk disini
Untuk bisa memandang keindahanmu
Izinkanlah aku tetap berada di sini..
Bulanku...
tak usalah engkau tahu...
di mana aku akan memandangmu..
karena aku tak mau mengganggumu...
Bulanku.....
Izinkanlah Akukan tetap duduk disini
Memandangmu dan mencium bau aromamu di sini,,,,
Malam ini mengapa cahayamu tak dapat aku rasakan
Bulanku...
Mengapa keceriaamu kini tak lagi seperti dulu,
Bulanku....
Kenapa raut mukamu semakin redup
Mungkinkah karena aku...
yang tak pernah letih oleh perjuanganku
Bulanku...
Letihkah engkau dengan sikap kekanakanku..
Bulanku....
tak tahukah engkau....
jika aku berharap sepertimu...
Bulanku...
aku tak mau engkau letih karenaku...
tapi........
kenapa tuhan tidak adil padaku...
Bulanku...
pernahkah engkau mempertanyakan itu..
Bulanku...
Bila memang semangatmu kini tak lagi mengarapku..
Biarlah aku yang akan terbakar oleh matahari pagi
Karena ternyata sinar bulanpun tak mampu lagi memberiku kekuatan
Dan biarlah aku hitung sisa-sisa hidupku tanpa dirimu....
Bulanku..
Meskipun bgitu..
Akukan tetap duduk disini
Untuk bisa memandang keindahanmu
Izinkanlah aku tetap berada di sini..
Bulanku...
tak usalah engkau tahu...
di mana aku akan memandangmu..
karena aku tak mau mengganggumu...
Bulanku.....
Izinkanlah Akukan tetap duduk disini
Memandangmu dan mencium bau aromamu di sini,,,,
KERINDUAN
Ketika malam beranjak dewasa
dan langit-langit malam mulai meruntuhkan halimun sang fajar
aku kembali pada ketakberdayaanku
sebuah Kerinduan
yang selalu datang di tiap malam
tatkala malam dimana aku sangat kesepian
sebungkus rokok dan secangkir kopi
menjadi sebuah teman yang menemaniku sepanjang malam....
Sayank.......
tidakkah engkau merasakan
jika aku masih berharap
engkau menyapaku malam ini dengan sebuah belaian
dan tidakah engkau merasakan
kerinduanku ini
tak akan pernah terobati
meski hanya sebait puisi......
Sayang.......
datanglah engkau malam ini.......
dan langit-langit malam mulai meruntuhkan halimun sang fajar
aku kembali pada ketakberdayaanku
sebuah Kerinduan
yang selalu datang di tiap malam
tatkala malam dimana aku sangat kesepian
sebungkus rokok dan secangkir kopi
menjadi sebuah teman yang menemaniku sepanjang malam....
Sayank.......
tidakkah engkau merasakan
jika aku masih berharap
engkau menyapaku malam ini dengan sebuah belaian
dan tidakah engkau merasakan
kerinduanku ini
tak akan pernah terobati
meski hanya sebait puisi......
Sayang.......
datanglah engkau malam ini.......
UNTUK SESEORANG
Untuk seseorang......
Yang pernah datang
Dalam meraih semua angan dan cita-cita
Dan menggenggam semua yang teramat indah
meskipun hanya sekejap
Untuk seseorang.....
Sekarang yang telah pergi
Meninggalkan sebuah kenangan
Dan telah memberiku pengertian tentang arti pengorbanan
Untuk seseorang...
Tiada kata.....
Yang masih bisa terucap
Tiada harapan....
Yang masih tersisa
Ketika semua itu tiba
Di mana engkau telah benar-benar pergi.
Untuk seseorang....
Kini menyisakan sebuah tanya, MENGAPA.....?
Mengapa......?
Mengapa.....?
antara aku dan engkau
Yang seharusnya mampu mengalami semua dinamika ini
Bersama cahya mentari dan kilauan bintang-gemintang
Menyanyikan suara alam yang tak pernah terdengar oleh telinga
Atau terlihat oleh mata.
Untuk seseorang.....
Ketika seluruh alam menina bobokan kita
Mengapa....
Dan....
Mengapa.....
Antara aku dan engkau
tak lagi mampu bersama..
jika engkau mempertanyakan suara yang tak teradengan oleh alam,
Maka engkau pasti tak akan mungkin percaya,
Jika.....
dan juga.......
Sampai sekarangpun..
Aku senantiasa merindukan
Untuk seseorang...
Lihatlah dan dengarlah betapa putihnya rasa ini.
sebuah cinta yang abadi...
Untuk seseorang...
malam ini...
masih saja menjadi saksi..
tatkala cinta ini kembali menghantui..
seperti hari-hari yang telah berlalu...
Untuk seseorang...
AKU MASIH MENGHARAPMU....
Yang pernah datang
Dalam meraih semua angan dan cita-cita
Dan menggenggam semua yang teramat indah
meskipun hanya sekejap
Untuk seseorang.....
Sekarang yang telah pergi
Meninggalkan sebuah kenangan
Dan telah memberiku pengertian tentang arti pengorbanan
Untuk seseorang...
Tiada kata.....
Yang masih bisa terucap
Tiada harapan....
Yang masih tersisa
Ketika semua itu tiba
Di mana engkau telah benar-benar pergi.
Untuk seseorang....
Kini menyisakan sebuah tanya, MENGAPA.....?
Mengapa......?
Mengapa.....?
antara aku dan engkau
Yang seharusnya mampu mengalami semua dinamika ini
Bersama cahya mentari dan kilauan bintang-gemintang
Menyanyikan suara alam yang tak pernah terdengar oleh telinga
Atau terlihat oleh mata.
Untuk seseorang.....
Ketika seluruh alam menina bobokan kita
Mengapa....
Dan....
Mengapa.....
Antara aku dan engkau
tak lagi mampu bersama..
jika engkau mempertanyakan suara yang tak teradengan oleh alam,
Maka engkau pasti tak akan mungkin percaya,
Jika.....
dan juga.......
Sampai sekarangpun..
Aku senantiasa merindukan
Untuk seseorang...
Lihatlah dan dengarlah betapa putihnya rasa ini.
sebuah cinta yang abadi...
Untuk seseorang...
malam ini...
masih saja menjadi saksi..
tatkala cinta ini kembali menghantui..
seperti hari-hari yang telah berlalu...
Untuk seseorang...
AKU MASIH MENGHARAPMU....
Minggu, 19 Juli 2009
BENARKAH CINTA ITU SALAH...?
Malam ini udara di kota Tulungagung tidak seperti biasanya, hawa dingin benar-benar telah merasuk dalam sumsum setiap sendi tulang belulang, jaket yang setiap hari membungkus tubuh kurusku ini masih saja menghantarkan sosokku yang kurus-kering akibat dari pergolakan hidup yang selalu membuat aku terus berjuang hanya untuk bisa survive. Malam ini menjadi malam yang bisa jadi akan merubah arah hidupku kedepan. Sekian jam aku habiskan malamku berteman dengan dua bungkus rokok kretek kesukaanku. Sesekali aku lirik jam tangan lawas yang seakan-akan menjadi saksi bisu perjalanan hidupku yang semakin lama semakin buruk.
“Ah........ kenapa liku-likunya perjalanan hidupku ini telah membuat diriku lemah” tiba-tiba anganku nyletuk seakan-akan mendapatkan angin baru.
Selama berhari-hari aku di pusingkan dengan keberadaanku hidup di dunia ini, aku tak mampu mengenali diriku sendiri, aku merasa terasing dari hiruk pikuknya kehidupan, hingga malam inilah yang mempertemukan aku dengan cahaya rembulan yang menyembul di antara rindangnya pepohonan alun-alun Tulungagung.
“Andaikan saja aku mendapatkan cintanya, mungkin hidupku tak sesengsara sekarang ini” Gerutuku dalam hati.
Entah mengapa di setiap kali aku teringat wajahnya yang sangat istemewa, aku hanya bisa menyalahkan keputusannya. Padahal jelas-jelas ia sudah memiliki seorang cowok. Bukankah seharusnya aku yang salah. Mengingat ketika aku mencintai seseorang yang telah memiliki pacar itu yang menurud banyak orang adalah sesuatu yang diharamkan. Sehingga tak seorangpun di perbolehkan untuk mendekatinya. Termasuk aku yang sudah terlanjur cinta kepadanya.
“Benarkah aku yang salah” Hatiku menjawab spontan.
“Jika benar aku yang salah, tetapi mengapa Tuhan masih senantiasa memberiku rasa cinta yang teramat mendalam kepadanya, bukankah jika aku yang salah berati Tuhan juga telah salah memberiku rasa cinta ini padanya.
Braaaakkkk..........!!!!
Spontanitas tanganku membanting Hpku yang kebetulan aku pegang.
Dan seketika itu juga.......
Ya Allaaaaaaaaaahhhhhhhh....!!!
aku sudah tak mampu mengendalikan emosiku yang memang sudah berada di ubun-ubun. “Kenapa tuhan memberiku emosi ini, sementara sedikitpun tak pernah Engkau beri aku kekuatan untuk menanganginya” jeritku dalam hati.
Aku terdiam beberapa saat
TOBE CONTINUED............
“Ah........ kenapa liku-likunya perjalanan hidupku ini telah membuat diriku lemah” tiba-tiba anganku nyletuk seakan-akan mendapatkan angin baru.
Selama berhari-hari aku di pusingkan dengan keberadaanku hidup di dunia ini, aku tak mampu mengenali diriku sendiri, aku merasa terasing dari hiruk pikuknya kehidupan, hingga malam inilah yang mempertemukan aku dengan cahaya rembulan yang menyembul di antara rindangnya pepohonan alun-alun Tulungagung.
“Andaikan saja aku mendapatkan cintanya, mungkin hidupku tak sesengsara sekarang ini” Gerutuku dalam hati.
Entah mengapa di setiap kali aku teringat wajahnya yang sangat istemewa, aku hanya bisa menyalahkan keputusannya. Padahal jelas-jelas ia sudah memiliki seorang cowok. Bukankah seharusnya aku yang salah. Mengingat ketika aku mencintai seseorang yang telah memiliki pacar itu yang menurud banyak orang adalah sesuatu yang diharamkan. Sehingga tak seorangpun di perbolehkan untuk mendekatinya. Termasuk aku yang sudah terlanjur cinta kepadanya.
“Benarkah aku yang salah” Hatiku menjawab spontan.
“Jika benar aku yang salah, tetapi mengapa Tuhan masih senantiasa memberiku rasa cinta yang teramat mendalam kepadanya, bukankah jika aku yang salah berati Tuhan juga telah salah memberiku rasa cinta ini padanya.
Braaaakkkk..........!!!!
Spontanitas tanganku membanting Hpku yang kebetulan aku pegang.
Dan seketika itu juga.......
Ya Allaaaaaaaaaahhhhhhhh....!!!
aku sudah tak mampu mengendalikan emosiku yang memang sudah berada di ubun-ubun. “Kenapa tuhan memberiku emosi ini, sementara sedikitpun tak pernah Engkau beri aku kekuatan untuk menanganginya” jeritku dalam hati.
Aku terdiam beberapa saat
TOBE CONTINUED............
Jumat, 17 Juli 2009
HARIPERTAMAKU
Pagi ini..
hariku terasa semakin cepat berlalu,
Pagi ini.....
duniaku kembali hadir..
tatkala ku tatap sang mentari pagi,
kemarin aku berjalan dengan mata tertunduk..
sekarang bumi tempat aku berpijak,
tidak seindah yang dulu..
masih ada langit yang lebih indah dari bumiku yang lalu,
malam tadi...
duniaku begitu gelap laksana gua di hutan belantara,
tapi pagi ini.....
duniaku kembali datang laksana hujan di musim kemarau,
Pagi ini....
aku yakinkan diriku,
jika malam semakin pekat,
maka mentari akan segeera datang menjemputku.......
terima kasih tuhan,
Engkau hampir aku lupakan,
sungguh durhakalah diriku selama ini,
keberadaanMu hanya sebagai pelipur laraku.
padahal hanya Engaulah penuntunku,
terima kasih Tuhanku.
pagi ini akan aku syukuri jutaan Nikmatmu
hariku terasa semakin cepat berlalu,
Pagi ini.....
duniaku kembali hadir..
tatkala ku tatap sang mentari pagi,
kemarin aku berjalan dengan mata tertunduk..
sekarang bumi tempat aku berpijak,
tidak seindah yang dulu..
masih ada langit yang lebih indah dari bumiku yang lalu,
malam tadi...
duniaku begitu gelap laksana gua di hutan belantara,
tapi pagi ini.....
duniaku kembali datang laksana hujan di musim kemarau,
Pagi ini....
aku yakinkan diriku,
jika malam semakin pekat,
maka mentari akan segeera datang menjemputku.......
terima kasih tuhan,
Engkau hampir aku lupakan,
sungguh durhakalah diriku selama ini,
keberadaanMu hanya sebagai pelipur laraku.
padahal hanya Engaulah penuntunku,
terima kasih Tuhanku.
pagi ini akan aku syukuri jutaan Nikmatmu
ENGKAU YANG AKU CARI
Senja datang, mentari merangkak pulang.
Kemerahan langit sore, indah dan menantang.
Jangan abaikan dan menghilang.
Kemari dan kembali datang.
Gelap mulai menaungi sang malam.
Redup, seakan-akan mencekam.
tak ada harapan selain sebuah penantian
Hingga sang Rembulan hadir
Membuat hidupku tak lagi kelam.
terima kasih bulan....
Malamku kini tak lagi buram.
Meski mata ini memejam
Banyangan sinarmu senantiasa membuatku membayang.
Indah matamu dan manis senyummu.
berharap mampu untuk ku raih lentiknya jemarimu
Seakan-akan tak ingin lagi ku lepaskan dirimu.
Kubangun dari lamunan sejenak ini.
Kusadari akan kekosongan hati.
Apakah dirimu yang selama ini kucari.
Untuk mengisi kekosongan hati.
Kini kutahu engkau adalah anugerah.
Takdir yang selama ini hadir dalam setiap mimpi.
Perjalanan harus segera kuakhiri.
Telah kutemukan kau yang kucari.
Kemerahan langit sore, indah dan menantang.
Jangan abaikan dan menghilang.
Kemari dan kembali datang.
Gelap mulai menaungi sang malam.
Redup, seakan-akan mencekam.
tak ada harapan selain sebuah penantian
Hingga sang Rembulan hadir
Membuat hidupku tak lagi kelam.
terima kasih bulan....
Malamku kini tak lagi buram.
Meski mata ini memejam
Banyangan sinarmu senantiasa membuatku membayang.
Indah matamu dan manis senyummu.
berharap mampu untuk ku raih lentiknya jemarimu
Seakan-akan tak ingin lagi ku lepaskan dirimu.
Kubangun dari lamunan sejenak ini.
Kusadari akan kekosongan hati.
Apakah dirimu yang selama ini kucari.
Untuk mengisi kekosongan hati.
Kini kutahu engkau adalah anugerah.
Takdir yang selama ini hadir dalam setiap mimpi.
Perjalanan harus segera kuakhiri.
Telah kutemukan kau yang kucari.
SAYANGKU
Malam ini
Ketika sang rembulan mulai menyapa mayapada
Terbesit sebuah bayangan ayu wajahmu
Terbias sebuah cinta nan suci
Dan ketika sang bayu berhembus
Seketika rindu merajam jiwaku
meluruhkan hati yang tak tertahankan untuk segera berjumpa
Untuk menabur buai mimpi-mimpi bersamamu
Malam ini
harapku senantias kau menemaniku diriku
Tapi fakta tak lagi berkawan
Hingga kau pergi tuk meninggalku
secepat mentari di ujung senja
Dan tak dapat disangkal lagi
Takdirku bukan untuk memilikimu
Meskipun aku tetep tak mampu
melupakan bayangan wajah ayumu...
Malam ini.......
Saksikanlah wahai sang rembulan
Biarlah badai melanda cintaku
Aku akan menantimu
Berbekal rasa percayaku padamu
Aku yakin.......
suatu saat dirimu kn kembali padaku
Ketika sang rembulan mulai menyapa mayapada
Terbesit sebuah bayangan ayu wajahmu
Terbias sebuah cinta nan suci
Dan ketika sang bayu berhembus
Seketika rindu merajam jiwaku
meluruhkan hati yang tak tertahankan untuk segera berjumpa
Untuk menabur buai mimpi-mimpi bersamamu
Malam ini
harapku senantias kau menemaniku diriku
Tapi fakta tak lagi berkawan
Hingga kau pergi tuk meninggalku
secepat mentari di ujung senja
Dan tak dapat disangkal lagi
Takdirku bukan untuk memilikimu
Meskipun aku tetep tak mampu
melupakan bayangan wajah ayumu...
Malam ini.......
Saksikanlah wahai sang rembulan
Biarlah badai melanda cintaku
Aku akan menantimu
Berbekal rasa percayaku padamu
Aku yakin.......
suatu saat dirimu kn kembali padaku
KESEPIAN DAN KEMUNAFIKAN
Aku tak suka Keramaian,
Dia terlalu bising dalam hidupku,
Datang hanya sebentar,
Lalu pergi ke entah berantah,
menyisakan limbah dan kemunafikan
Tentang keramaian itu
terlalu banyak untuk di kenang,
Ribuan bahkan jutaan,
Sementara kesepian,
telah mengajarkan aku sisi kehidupan yang tak pernah di mengerti
tentang kesepian itu
membuatku juga semakin munafik untuk mensyukuri nikmatMu,
hanya sekedar untuk menemani malamku.
Aku tak lagi membutuhkan semua itu.
bagiku sukup dengan sebuah kata
sebuah harapan
dan sebuah do'a
meskipun di balik bingkai kaca jendelaku,
yang senantiasa menyelinap di dalam dada,
Seakan-akan dia akan membawaku pad sabana yang luas
hingga aku tak mampu lagi mencari
bahwa antara keramaian
ada hari bersama kawan-kawanku
hingga harihariku menjadi semakin membuatku mengerti
dan aku semaikin memahami
terlalu sulit untuk bisa berlalu
dari sebuah asumsi masa lalu
Sementara di dalam kesepian,
Aku masih bisa menengadahkan langit,
Mengangkat tangan tinggitinggi,
Memetik bintang,
Sebagai,
Teman,
Bagiku.
semua adalah harapan dan do'a
Dia terlalu bising dalam hidupku,
Datang hanya sebentar,
Lalu pergi ke entah berantah,
menyisakan limbah dan kemunafikan
Tentang keramaian itu
terlalu banyak untuk di kenang,
Ribuan bahkan jutaan,
Sementara kesepian,
telah mengajarkan aku sisi kehidupan yang tak pernah di mengerti
tentang kesepian itu
membuatku juga semakin munafik untuk mensyukuri nikmatMu,
hanya sekedar untuk menemani malamku.
Aku tak lagi membutuhkan semua itu.
bagiku sukup dengan sebuah kata
sebuah harapan
dan sebuah do'a
meskipun di balik bingkai kaca jendelaku,
yang senantiasa menyelinap di dalam dada,
Seakan-akan dia akan membawaku pad sabana yang luas
hingga aku tak mampu lagi mencari
bahwa antara keramaian
ada hari bersama kawan-kawanku
hingga harihariku menjadi semakin membuatku mengerti
dan aku semaikin memahami
terlalu sulit untuk bisa berlalu
dari sebuah asumsi masa lalu
Sementara di dalam kesepian,
Aku masih bisa menengadahkan langit,
Mengangkat tangan tinggitinggi,
Memetik bintang,
Sebagai,
Teman,
Bagiku.
semua adalah harapan dan do'a
Kamis, 16 Juli 2009
PAGI INI
pagi ini aku semakin tidak mengerti tentang keberadaanku di dunia fana ini,
sejak pagi tadi ketika akan ada akreditasi madrasah, aku selalu di sibukkan dengan masalah-masalah terutama penataan administrasiku yang kacau balau......... tapi aku bisa semakinmenyadar jika menyiapakan dari awal aku tidak akan seperti ini, mungkin ini salahku ketika aku tidak berusaha berbuat yang terbaik untk lembagaku yang telah banyak memberiku peluang menatap kehidupan ini, belum semapt tugasku selesai, tiba-tiba saja aku dapat berita yang sangat mendadak, ternyata pagi ini nanti jam 08.00 WIB aku harus mempersiapkan arsip kegiatanku sebagi seorang wali kelas selama 2 tahun dalam rangka peninjauan BOS madrasah............
ahhhhhhhhhhh.... aku mumet
sejak pagi tadi ketika akan ada akreditasi madrasah, aku selalu di sibukkan dengan masalah-masalah terutama penataan administrasiku yang kacau balau......... tapi aku bisa semakinmenyadar jika menyiapakan dari awal aku tidak akan seperti ini, mungkin ini salahku ketika aku tidak berusaha berbuat yang terbaik untk lembagaku yang telah banyak memberiku peluang menatap kehidupan ini, belum semapt tugasku selesai, tiba-tiba saja aku dapat berita yang sangat mendadak, ternyata pagi ini nanti jam 08.00 WIB aku harus mempersiapkan arsip kegiatanku sebagi seorang wali kelas selama 2 tahun dalam rangka peninjauan BOS madrasah............
ahhhhhhhhhhh.... aku mumet
Rabu, 15 Juli 2009
SAJAK KERINDUAN
July 6rd, 2009 by Ali Sadad
Pagi hawa begitu menggairahkan.
Memmbuat sang surya tak lagi segan menampakan wujudnya
Begitu pula keindahan keakrabanku dengan suara alam yang merdu
Pepohonan dan rerumputan menyambutku dengan tarian..
Aspal hitam dan pejalan kaki tersenyum melihatku datang…
Sentuhan hangat sang mentari pagi,
Dekapan dan desahan genit sang angin bersiul menggoda tidurku
Untuk menatap pagi yang cemerlang
Selamat datang pagiku yang tersayang.
Andaikan seluruh alam layaknya pagi ini.
Tak ada kebisingan suara motor dan mobil yang menderu-deru
Tak ada suara dentuman kesibukan pekerja yang tak pernah menyentuh alam
Trima kasih Tuhan
Engakau telah berikan keindahan alam
Bertahun-tahun aku dambakan
Izinkan aku pagi ini bercekrama dengan mereka semua dibawah langit MU
Untuk mensyukuri setiap detik nikmat dan karunia yang telah Kau berikan..
-Selamat pagi kawan-
Pagi hawa begitu menggairahkan.
Memmbuat sang surya tak lagi segan menampakan wujudnya
Begitu pula keindahan keakrabanku dengan suara alam yang merdu
Pepohonan dan rerumputan menyambutku dengan tarian..
Aspal hitam dan pejalan kaki tersenyum melihatku datang…
Sentuhan hangat sang mentari pagi,
Dekapan dan desahan genit sang angin bersiul menggoda tidurku
Untuk menatap pagi yang cemerlang
Selamat datang pagiku yang tersayang.
Andaikan seluruh alam layaknya pagi ini.
Tak ada kebisingan suara motor dan mobil yang menderu-deru
Tak ada suara dentuman kesibukan pekerja yang tak pernah menyentuh alam
Trima kasih Tuhan
Engakau telah berikan keindahan alam
Bertahun-tahun aku dambakan
Izinkan aku pagi ini bercekrama dengan mereka semua dibawah langit MU
Untuk mensyukuri setiap detik nikmat dan karunia yang telah Kau berikan..
-Selamat pagi kawan-
AKU CEMBURU
July 6rd, 2009By Ali Sadad
di setiap aku menemukan dirimu di antara jejalan sang bintang
mengapa aku terbakar di saat kau tersenyum untuk yang lain
mengapa aku terbelalak kasar memandangmu
saat kau duduk di kejauhan di mana aku tak mampu berdiri di sampingmu
dan mengapa mataku tiba-tiba memerah di saat kau bercengkrama lepas dengan sekian banyak bintang di duniaku
aku akui aku tak mampu menatapmu manakala engkau berada di dekatku
engkau terlalu istimewa untuk sekedar ku pandangi dirimu
kegalauan apa yang ada di hatiku
hingga aku tak mampu berucap
cinta kah?
atau justru benci?
jika memang aku cinta
mengapa aku harus menghindarimu
dan jika benci padamu
mengapa ku merindumu?
inikah kelemahan hatiku
yang tak pernah aku tahu
apa sebenarnya yang aku mau
jika pemiliknyapun tak pernah mengerti
keterngan apa yang bisa dicari?
di setiap aku menemukan dirimu di antara jejalan sang bintang
mengapa aku terbakar di saat kau tersenyum untuk yang lain
mengapa aku terbelalak kasar memandangmu
saat kau duduk di kejauhan di mana aku tak mampu berdiri di sampingmu
dan mengapa mataku tiba-tiba memerah di saat kau bercengkrama lepas dengan sekian banyak bintang di duniaku
aku akui aku tak mampu menatapmu manakala engkau berada di dekatku
engkau terlalu istimewa untuk sekedar ku pandangi dirimu
kegalauan apa yang ada di hatiku
hingga aku tak mampu berucap
cinta kah?
atau justru benci?
jika memang aku cinta
mengapa aku harus menghindarimu
dan jika benci padamu
mengapa ku merindumu?
inikah kelemahan hatiku
yang tak pernah aku tahu
apa sebenarnya yang aku mau
jika pemiliknyapun tak pernah mengerti
keterngan apa yang bisa dicari?
KEGUNDAHANKU
Malam-malamku.....
entah.....
sudah berapa kali....
aku tak mampu menemukan diriku....
malam-malamku....
sekian waktu yang berlalu.
tak mampu memberiku pelajaran,
entah....
aku rasa hidupku semakin tidak menentu.....
padahal......
sisa hidupku sudah di penghujung waktu.....
haruskah aku menunggu pergantian waktu..
tuhan....
jika benar, hambamu ini telah berlaku dosa....
aku harap engkau tak menghukumku....
karena aku tahu,
Engkau adalah satu-satunya harapanku....
jika......
bukan kepada Engkau aku mengadu..
kepada siapa lagi aku harus menggantungkan harapan hidupku......
dan aku yakin.....
malam ini engkaupun masih mendengarkan jeritan jiwaku...
Tuhan...
aku bersimpuh menghadapmu.....
memohon untuk petunjukmu....
entah.....
sudah berapa kali....
aku tak mampu menemukan diriku....
malam-malamku....
sekian waktu yang berlalu.
tak mampu memberiku pelajaran,
entah....
aku rasa hidupku semakin tidak menentu.....
padahal......
sisa hidupku sudah di penghujung waktu.....
haruskah aku menunggu pergantian waktu..
tuhan....
jika benar, hambamu ini telah berlaku dosa....
aku harap engkau tak menghukumku....
karena aku tahu,
Engkau adalah satu-satunya harapanku....
jika......
bukan kepada Engkau aku mengadu..
kepada siapa lagi aku harus menggantungkan harapan hidupku......
dan aku yakin.....
malam ini engkaupun masih mendengarkan jeritan jiwaku...
Tuhan...
aku bersimpuh menghadapmu.....
memohon untuk petunjukmu....
Senin, 13 Juli 2009
BAYANGANMU
July 6rd, 2009 by Ali Sadad
Ketika malam mulai mengepakkan sayap kegelapan.
dan sang rembulan mulai menampakkan wajah asliya
seraut wajah senantiasa menengadah
berharap sang mega kan menyibakkan tirai kelamnya
malam itu sebuah wajah terlintas tak pernah mau pergi
dan sebuah nama yang selalu mendiami relung hati
seakan-akan menjadikan malam tak pernah mau berhenti
hingga membangkitkan naluri tuk menghampiri
menghabiskan malam hingga menjelang pagi
malam itu aku bagai seorang yang lunglai
karena aku tak pernah mampu menjangkau walaupun hanya dalam bayangan mimpi
engkau hadir di antara riubuan kumbang yang senantiasa menghampiri
berebut kasih dengan satu buah hati
malam itu aku tak mampu membeli
di antara ribuan hati yang senantiasa menanti
sementara aku…
walau tertatih seorang diri
engkau tak pernah beranjak
walau aku berharap
kau tetap disana,
mendiami surga yang sunyi
dan tak ada yang mampu mengizinkanmu menyentuh …
Boyolangu 04.20 WIB
Ketika malam mulai mengepakkan sayap kegelapan.
dan sang rembulan mulai menampakkan wajah asliya
seraut wajah senantiasa menengadah
berharap sang mega kan menyibakkan tirai kelamnya
malam itu sebuah wajah terlintas tak pernah mau pergi
dan sebuah nama yang selalu mendiami relung hati
seakan-akan menjadikan malam tak pernah mau berhenti
hingga membangkitkan naluri tuk menghampiri
menghabiskan malam hingga menjelang pagi
malam itu aku bagai seorang yang lunglai
karena aku tak pernah mampu menjangkau walaupun hanya dalam bayangan mimpi
engkau hadir di antara riubuan kumbang yang senantiasa menghampiri
berebut kasih dengan satu buah hati
malam itu aku tak mampu membeli
di antara ribuan hati yang senantiasa menanti
sementara aku…
walau tertatih seorang diri
engkau tak pernah beranjak
walau aku berharap
kau tetap disana,
mendiami surga yang sunyi
dan tak ada yang mampu mengizinkanmu menyentuh …
Boyolangu 04.20 WIB
MASA KETIDAKPEDULIAN
July 6rd, 2009 by Ali sadad
Sebuah ketidak pedulian
Sekian lama persahabatan terbentuk
Untuk melukiskan sebuah warna keindahan
Dalam lembaran mayapada
Di antara kilauan cahaya
Beradu rasa hingga pudar aslinya
Semuanya terasa milik bersama
Kekuranganmu menjadi perekat persahabatan ini
Dan kelebihanmu menjadi daya tariku
Semuanya bercampur dalam keberagaman
Tidak ada lagi saling curiga
Rela berkorban demi kebersmaan
Hingga selembar ribuanpun terbagi menjadi dua
Tapi...........
Kini tak ada lagi kebersamaan itu
Masing-masing memuaskan dirinya sendiri
Tiada lagi kebersamaan yang terjalin
Satu jam bersama laksana berada di panggang api neraka
Kelemahanku kini menjadi alat legitmasi kebenaranmu
Masing-masing berlaga ! dan Saling pamer Kekuatan !
Mencari sebuah kebenaran
Dalam pesta yang bernama Demokrasi
Persahabatnmu kini bagai selembar uang recehan
yang di normalisasi dengan materi
Tahun ini pertarungan
Untuk mendapat simpati
Hingga pembunuhan karakter menjadi modal awalmu
Untuk memperoleh sebuah Kuasa
Selama 5 tahun yang akan datang
Tanggal 10 bulan 6 2009
Tulungagung
Sebuah ketidak pedulian
Sekian lama persahabatan terbentuk
Untuk melukiskan sebuah warna keindahan
Dalam lembaran mayapada
Di antara kilauan cahaya
Beradu rasa hingga pudar aslinya
Semuanya terasa milik bersama
Kekuranganmu menjadi perekat persahabatan ini
Dan kelebihanmu menjadi daya tariku
Semuanya bercampur dalam keberagaman
Tidak ada lagi saling curiga
Rela berkorban demi kebersmaan
Hingga selembar ribuanpun terbagi menjadi dua
Tapi...........
Kini tak ada lagi kebersamaan itu
Masing-masing memuaskan dirinya sendiri
Tiada lagi kebersamaan yang terjalin
Satu jam bersama laksana berada di panggang api neraka
Kelemahanku kini menjadi alat legitmasi kebenaranmu
Masing-masing berlaga ! dan Saling pamer Kekuatan !
Mencari sebuah kebenaran
Dalam pesta yang bernama Demokrasi
Persahabatnmu kini bagai selembar uang recehan
yang di normalisasi dengan materi
Tahun ini pertarungan
Untuk mendapat simpati
Hingga pembunuhan karakter menjadi modal awalmu
Untuk memperoleh sebuah Kuasa
Selama 5 tahun yang akan datang
Tanggal 10 bulan 6 2009
Tulungagung
SUARA HATIKU
di kala malam semakin larut
aku terdiam di antara pojok angin malam
udara malam semakin menghantarkan diriku pada sebuah kesunyian,
aku terdiam dan aku menyendiri
di antara kelokan zaman.
aku berjalan di antara kerumunan orang
yang berbaur mencari sebuah kebahagiaan
sebuah persaingan senantiasa menjadi keakraban
perjalanan panjang telah meanghantarkan aku pada tepinya kerinduan
jika selama ini aku hanyalah seorang pendosa yang tak pernah melihat kenyataan
andaikan masa laluku bisa terhapus oleh bait-bait syairku....
kan aku buat hidup ini setiap hari untk membuat beribu-ribu bait syairuntuk menebus kesalahanku.
tapi aku adalah pendosa yang tak lebih hanya sebagi pembual yang taka terarah
aku hanya seonggok daging yanag di kerubuti oleh lalat najis
mereka semua menjilatku laksana domba kelaparan...
di ujung malam ini hanya aku sendiri,
di mana aku bisa meluapkan suarua hatikuy jika,
ternyata selama in aku hanyalah pembual yang tak pernah tahu,
sampai kapan sandiwara ini akan berakhir,,,,,,,,,,,,
aku terdiam di antara pojok angin malam
udara malam semakin menghantarkan diriku pada sebuah kesunyian,
aku terdiam dan aku menyendiri
di antara kelokan zaman.
aku berjalan di antara kerumunan orang
yang berbaur mencari sebuah kebahagiaan
sebuah persaingan senantiasa menjadi keakraban
perjalanan panjang telah meanghantarkan aku pada tepinya kerinduan
jika selama ini aku hanyalah seorang pendosa yang tak pernah melihat kenyataan
andaikan masa laluku bisa terhapus oleh bait-bait syairku....
kan aku buat hidup ini setiap hari untk membuat beribu-ribu bait syairuntuk menebus kesalahanku.
tapi aku adalah pendosa yang tak lebih hanya sebagi pembual yang taka terarah
aku hanya seonggok daging yanag di kerubuti oleh lalat najis
mereka semua menjilatku laksana domba kelaparan...
di ujung malam ini hanya aku sendiri,
di mana aku bisa meluapkan suarua hatikuy jika,
ternyata selama in aku hanyalah pembual yang tak pernah tahu,
sampai kapan sandiwara ini akan berakhir,,,,,,,,,,,,
Selasa, 07 Juli 2009
PAGIKU...
pagi...
aku rasa pagi ini telah membuatku cemburu,
pagi telah menghantarkan aku pada rasa sesalku,
di antara puing-puing sisa umurku,
tak pernah sekalipun aku menemukan,
apa arti dari sebuah kehidupan,
sementara pagiku kini telah datang,
dan aku tak pernah mempersiapkan pagiku..
aku merasa pagiku kini hanyalah sisa-sisa umur pendekku,
dari sekian perjalanan hidup yang aku jalani,
aku hanyalah manusia bodoh yang tak pernah tahu,
jika...............
malamku telah hilang separuh,
pagi ini..........
aku akan tunjukkan pada dunia...
jika sisa hidupku amatlah berguna
aku rasa pagi ini telah membuatku cemburu,
pagi telah menghantarkan aku pada rasa sesalku,
di antara puing-puing sisa umurku,
tak pernah sekalipun aku menemukan,
apa arti dari sebuah kehidupan,
sementara pagiku kini telah datang,
dan aku tak pernah mempersiapkan pagiku..
aku merasa pagiku kini hanyalah sisa-sisa umur pendekku,
dari sekian perjalanan hidup yang aku jalani,
aku hanyalah manusia bodoh yang tak pernah tahu,
jika...............
malamku telah hilang separuh,
pagi ini..........
aku akan tunjukkan pada dunia...
jika sisa hidupku amatlah berguna
Langganan:
Postingan (Atom)